Satu Hari Lebih Dekat dengan Desa Simpang Heran


57378_18778.jpg

Desa Simpang Heran adalah salah satu desa binaan PT OKI Pulp and Paper Mills. Diperlukan waktu sekitar satu jam untuk menuju ke sana. Di sepanjang perjalanan, kami hanya menemukan pepohonan sawit, nanas, dan tanaman liar. Rumah-rumah penduduk masih jarang kami temukan. Sayangnya, kondisi jalan tidak bersahabat. Jalan berlubang dan sempit membuat supir ekstra hati-hati agar kami selamat.

Saya cukup kaget. Minibus yang kami tumpangi tidak dapat menjangkau lokasi yang bakal dituju. Beruntungnya, ada sebuah jembatan. Sehingga memudahkan mobilitas kami. Berbeda dengan jembatan di tempat saya tinggal. Jembatan di desa ini konstruksinya terbuat dari kayu dengan tiang-tiang besi. 

Jadi, ketika kami berjalan, tubuh saya terasa bergoyang. Ketika menuruni jembatan, beberapa orang telah siap menyambut kami. Salah satu panitia mengatakan, rombongan itu adalah Perangkat Desa Simpang Heran dan warga. Lalu, mereka menyambut kami dengan ramah.

Kali pertama, kami diajak mengunjungi Pusat Pengolahan Air Bersih Simpang Heran. Saya dan teman-teman berkenalan dengan Pak Ponimin. Dia merupakan Ketua Pusat Pengolahan Air Bersih. Di dalam lapak, mata saya menyapu satu tangki berukuran besar. 

Tidak jauh dari tangki, ada puluhan galon yang kosong dan berisi air. Bukan hanya itu, beberapa tabung gas berukuran besar juga berdiri di sudut lapak. Sementara itu, di luar lapak berdiri 3 tangki besar sebagai tempat penampungan. Dari pukul tujuh pagi sampai jam lima sore, Pak Ponimin dan dua asistennya melakukan kegiatannya.

Pria yang berasal dari Jawa Timur ini menuturkan, semua biaya pendirian tempat pengolahan air bersih ini atas sumbangan PT OKI Pulp and Paper Mills. Tidak tanggung-tanggung, dana yang digelontorkan oleh perusahaan kertas terbesar di Asia ini sebesar 100 juta rupiah.

Selanjutnya Pak Ponimin menjelaskan mekanisme pengelolaan air. Langkah pertama, air dari sungai disedot menggunakan alat yang dibeli dari luar negeri. Lantas disaring hingga menjadi air bersih yang siap digunakan penduduk setempat. Pria yang berusia 47 tahun ini begitu lancar menjawab pelbagai pertanyaan yang dilemparkan oleh saya dan teman-teman.

Menariknya, meski baru baru sebulan beroperasi, antusias penduduk untuk membeli air bersih cukup besar. Mengingat, jika membeli di luar desa, penduduk harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 10.000,- untuk satu galon. Sementara, di tempat ini untuk satu galon hanya dibanderol Rp 5.000,-.

Berikutnya, panitia dari Qureta dan PT OKI Pulp and Paper Mills mengajak rombongan ke PAUD. Jaraknya sekitar 300 meter dari pengolahan air bersih. Di tengah perjalanan, saya melihat Kantor Desa Simpang Heran. 

Dengan dicat warna hijau terang, bangunan ini tampak berbeda dengan bangunan yang ada di sekitarnya. Tidak lupa saya mengambil foto. Karena keasyikan mengambil gambar, saya terpisah dengan rombongan lainnya. Saya bergegas menyusul.

Kini, dihadapan saya ada beberapa permainan anak dan dua bangunan tanpa plang. Saya semakin mendekat. Di dalam salah satu bangunan, tampak teman-teman sedang mewawancarai orang-orang yang ada di sana.
‘Maaf Pak, dengan siapa ya?” tanya saya kepada salah satu lelaki paruh baya.
“Saya Supri. Sekretaris desa di sini!” balasnya.
“Apa nama kedua gedung ini, Pak?” tanya saya cepat.
“Kalau cat kuning ini PAUD lama. Sedangkan cat biru ini PAUD baru. PAUD ini yang dibiayai oleh PT OKI Pulp,” terang Pak Supri.

Kemudian kami lesehan duduk di teras, lantas terlibat percakapan. Dari Pak Supri saya memeroleh banyak informasi. Dia menuturkan, Corparate Social Responsibility (CSR)  PT OKI Pulp secara tidak langsung mendorong keberlangsungan hidup penduduk di Desa Simpang Heran. 

Bagaimana tidak, PT OKI Pulp and Paper Mills menghibahkan tanah kepada penduduk untuk mengelola lahan, asal sesuai syarat dan ketentuan yang ditetapkan. Salah satu syaratnya, lahan yang diberi tidak boleh dibakar. Kendati demikian, masih ada beberapa penduduk yang kontra.

Pria berkumis tebal bertubuh jangkung ini menambahkan, biaya perawatan jembatan-jembatan, pembangunan PAUD dan rumah pintar, pemberian bantuan alat pertanian, dan pendirian rumah pipil jagung semua itu juga atas sumbangan PT OKI Pulp and Paper Mills.
‘Mas tadi ke pusat pengolahan air bersih?” tanyanya kepada saya.
Saya mengangguk.
“Sebelumnya penduduk sini cukup sulit mendapatkan air bersih. Jika tidak dari hujan, ya beli di luar desa. Kami mengucapkan terima kasih banyak sama PT OKI Pulp dengan adanya pengolahan air bersih,” jelas Pak Supri.

Saat saya tanya apalagi yang dibutuhkan oleh penduduk sini, Pak Supri terdiam sejenak. Matanya tertuju pada pagar kayu yang rapuh di depan PAUD.
“Kalau bisa, kami minta ke PT OKI agar PAUD ini dipagari dengan konstruksi yang kuat,” terang Pak Supri.
“Selain itu, Pak?” buru saya.
“Pemberian insentif kepada tenaga guru PAUD Mas, biar hidup mereka sejahtera,” tukas Pak Supri.

Saya dan rombongan lalu pamit kepada Pak Supri, para guru, dan narasumber yang lain. Sebelum meninggalkan Desa Simpang Heran, kami menyempatkan untuk berfoto.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Ngobrol Asik..

Followers