Energi Baru Terbarukan; Konversi Sampah Jadi BBM
Sebagai salah satu pemuda Indonesia yang tinggal di Kota Palembang, saya merasa miris ketika membaca data dari Dewan Energi Dunia.
Di
sana dijelaskan, ketahanan energi Indonesia berada di ranking ke-69
dari 129 negara pada 2014. Padahal, 2010 Indonesia ada di posisi ke-29
dan 2011 turun menjadi peringkat ke-47. Berkaca dari data
tersebut, maka ketahanan energi Indonesia perlu menjadi perhatian
pelbagai pihak. Bukan cuma pemerintah, tetapi semua elemen masyarakat,
tak terkecuali pemuda-pemudi seluruh Indonesia.
Seperti kita
ketahui bersama, banyak faktor yang menyebabkan merosotnya posisi
ketahanan energi di Tanah Air pada level dunia. Faktor utamanya tidak
lain ditengarai oleh pertumbuhan penduduk Indonesia yang makin
meningkat.
Sedangkan, penggunaan energi sebagai kebutuhan
penduduk dalam kegiatan sehari-hari semakin besar. Atau dengan kata
lain, adanya ketidakseimbangan antara laju ketersediaan energi dengan
kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, Indonesia masih memiliki
ketergantungan pada minyak bumi sebagai bahan energi. Tidak dimungkiri,
jika pasokan minyak bumi yang ada terus digunakan tanpa menghemat atau
mencari energi alternatif, sudah dipastikan posisi Indonesia untuk
masalah ketahanan energi akan makin menurun di tahun-tahun ke depan di
tingkat global.
Sementara itu, keterkaitan akses atau distribusi
energi dan keterjangkauan harga menambah deretan persoalan melorotnya
masalah ketahanan energi di negara kita.
Dan, inilah tantangan
serius ketahanan energi bagi kami sebagai pemuda Indonesia. Sudah
sepatutnya kita bergerak cepat memberikan solusi untuk mencari energi
alternatif atau Energi Baru Terbarukan. Sehingga masalah ketahanan
energi di Indonesia dapat kita atasi.
Konversi Sampah Plastik jadi BBM
Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang makin meningkat tentunya mendorong pula jumlah sampah yang makin menggunung.
Bagi
kebanyakan orang, sampah mengganggu keindahan dan kenyamanan. Bahkan
sampah bisa menyebabkan penyakit dan banjir jika tidak dikelola dengan
baik.
Namun,
pesatnya pertumbuhan penduduk di nusantara berbanding lurus dengan
tingginya volume sampah justru bisa dilihat sebagai peluang. Ya, peluang
dalam menciptakan ketahanan energi.
Pada umumnya, sampah rumah tangga mempunyai potensi besar digunakan sebagai bahan baku untuk mengonversi sampah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama jenis sampah plastik.
Pada umumnya, sampah rumah tangga mempunyai potensi besar digunakan sebagai bahan baku untuk mengonversi sampah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama jenis sampah plastik.
Menurut perhitungan Kementerian Lingkungan Hidup
(2008), jumlah sampah plastik penduduk Tanah Air setiap harinya sebesar
23.600 ton dan saat ini sampah plastik telah menumpuk hingga 6 juta
ton.
Beberapa artikel luar negeri yang saya baca, seperti di
Jepang misalnya. Negara yang memiliki Gunung Fujiyama tersebut cukup
berpengalaman mengubah sampah-sampah rumah tangga menjadi bahan bakar
minyak.
Berkat kesuksesan mengembangkan teknologi ini, Jepang
telah memasuki babak komersial. Tidak heran jika beberapa negara belajar
dan menggandeng kerja sama dengan negeri yang mendapatkan julukan
sebagai Negeri Sakura itu.
Beruntung, di Palembang, ada sebuah
kecamatan yang telah berhasil menyulap tempat pembuangan sampah yang
dulu kumuh menjadi tempat pengolahan sampah atau instalasi 3R (Reuse, Reduce, Recycle) terpadu.
Dengan
teknologi tepat guna, tentunya sampah-sampah tersebut diubah menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Tentunya ini merupakan angin
segar bagi kita pemuda Indonesia. Lantaran kita tidak perlu jauh-jauh
belajar di Negeri Matahari Terbit. Karena di negeri sendiri kita telah
menemukan contoh nyatanya.
Pirolisis
Sebagian
orang akan berpikir, mustahil jika sampah plastik bisa diubah menjadi
BBM. Tetapi, belakangan ini telah banyak yang mencobanya dan berhasil.
Yang terbaru ada di Palembang, tepatnya di Daerah Sekojo, Kecamatan
Kalidoni.
Adapun mekanismenya kali pertama, sampah buangan dari
masyarakat dipilih. Karena untuk membuat BBM, maka petugas di instalasi
3R ini hanya mengelompokkan sampah plastik.
Pada dasarnya semua jenis plastik dapat diubah menjadi BBM, terutama plastik jenis High Density Polyethyrene (HDPE), Low Density Polyethyrene (LDPE), Polystyrene (PS), dan Polypropylene
(PP). Lebih sederhananya, masyarakat umum bisa menemukannya dalam
kehidupan sehari-hari, semisal pada bungkus makanan, minuman, dan
lain-lain.
Berikutnya, setelah sampah plastik yang didapat,
sampah plastik tersebut dimasukkan ke dalam mesin. Selanjutnya sampah
akan diproses melalui sistem pirolisis.
Untuk diketahui,
pirolisis adalah dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya, di
mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi
fase gas.
Selanjutnya, usai sampah dimasukkan ke dalam mesin,
sampah-sampah tersebut akan dipanaskan hingga akhirnya meleleh.
Kemudian, sampah plastik yang meleleh akan menghasilkan gas.
Pastinya sebelum menjadi BBM, masih ada tahapan yang harus dilalui. Ya, setelah sampah plastik menjadi gas, gas itu diembunkan melalui proses kondensasi hingga menjadi solar (60%), minyak tanah (20%) dan premium (20%).
Pastinya sebelum menjadi BBM, masih ada tahapan yang harus dilalui. Ya, setelah sampah plastik menjadi gas, gas itu diembunkan melalui proses kondensasi hingga menjadi solar (60%), minyak tanah (20%) dan premium (20%).
Pastinya,
teknologi ini akan terus dikembangkan hingga menjadi industri yang
menjanjikan. Mengingat bahan baku berupa sampah plastik mudah ditemukan
di Palembang. Meski demikian, diperlukan semangat dan dukungan kuat dari berbagai lapisan agar teknologi ini terus berkelanjutan.
Indonesia Mandiri Energi
Sebagai
mahasiswa ekonomi, saya bukanlah termasuk orang yang paham betul
mengenai teknologi dan hal-hal teknis terkait penemuan sistem konversi
sampah jadi bahan bakar. Tetapi, di benak saya telah terbayang
jika seluruh wilayah di Indonesia memanfaatkan cara seperti ini, maka
sudah barang tentu banyak manfaat yang akan kita peroleh.
Manfaat
pertama kali, pastinya dapat meminimalisasi sifat ketergantungan
penduduk Indonesia terhadap olahan minyak bumi. Hal tersebut secara
tidak langsung sangat menguntungkan bagi ketahanan energi nasional Tanah
Air.
Manfaat kedua, bisa mengurangi volume sampah di tiap
wilayah. Di samping itu, dapat mengubah sampah yang dulunya mengundang
bibit penyakit menjadi sesuatu yang memiliki manfaat dibanding hanya
dibakar yang malah menimbulkan pencemaran udara.
Manfaat
berikutnya, tidak menutup kemungkinan akan menyerap banyak tenaga kerja
dan peneliti muda berbakat atas dampak penemuan ini. Dengan demikian,
Indonesia dapat mengejar ketertinggalan perkembangan teknologi dari
negara-negara maju yang ada di dunia.
Lebih jauh saya
membayangkan, jika wilayah-wilayah yang memiliki banyak sampah, letaknya
terpencil dan sedikit mendapatkan pasokan BBM, lantas mengembangkan
teknologi ini, otomatis di sana akan berdiri sebuah industri pengolahan
sampah.
Kalau sudah begitu, penduduk yang menganggur akan
mendapatkan pekerjaan. Secara tidak langsung, ini bisa mendongkrak
pemerataan pembangunan di daerah-daerah terpencil.
Memang
untuk mewujudkan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Akan
tetapi, jika ada kemauan belajar dan semangat ingin maju yang digerakkan
oleh pemimpin tiap daerah lalu diikuti oleh segenap warga, tidak
menutup kemungkinan kita telah sama-sama menemukan solusi energi
alternatif.
Ketika
inovasi energi alternatif seperti sampah dikonversi menjadi BBM ini
dioptimalkan dan didukung kolaborasi antar stakeholder terkait, maka
tidak ada yang tidak mungkin. Ketahanan energi nasional
yang mulai merosot akan berubah menuju Indonesia yang mandiri dan
berdaulat dalam bidang energi. Peringkat Indonesia di bidang ketahanan
energi di level dunia pun bisa melesat dari posisi tahun-tahun
sebelumnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment