Perjalanan Menuju Final Pemuda Menulis Garda Pemuda NasDem
Jumat, 04 Mei 2018
Dengan menumpangi taksi online, sekitar pukul 05.30 WIB, dari rumah saya menuju bandara.
Sayangnya, perjalanan saya dihadang macet di Kawasan Kenten. Meski demikian,
saya tetap sabar menunggu. Beruntung, macet yang menganggu perjalanan saya
tidak lama. Hanya sekitar satu jam. Sesampai di bandara, saya bergegas mencetak
tiket dan menunggu di boarding room.
Sembari menunggu, tetiba perut saya lapar. Saya lirik salah satu resto. Harga
menunya lumayan menguras kantong. Karena lapar, mau tak mau saya harus memesan
menu makanan di sana. Sambil mengudap makanan, saya ikut nimbrung di grup WhatsApp
yang telah dibuat panitia. Akhirnya Jam 8.30 WIB Batik Air membawa saya terbang
ke Jakarta walaupun jadwalnya tidak sesuai dengan kenyataan.
Di dalam pesawat, ternyata Aldi - salah satu peserta
dari Palembang satu seat dengan saya.
Kami pun terlibat percakapan. Usia Aldi jauh dari saya. Tetapi, prestasinya
tidak boleh dianggap enteng. Aldi merupakan lulusan dari SMA Negeri Sumatera
Selatan. Kini, dia duduk di semester 6 pada FMIPA dengan Jurusan Kimia,
Universitas Sriwijaya. Saat saya tanya tentang presentasi yang akan
dibawakannya, Aldi hanya diam. Dia kemudian mengalihkan ke pembicaraan lain.
Saya tersenyum.
Sekitar
satu jam kemudian, Batik Air mendarat di
Soetta. Saya dan Aldi bergegas keluar tanpa mampir ke bagian bagasi.
Kebetulan
kami berdua tidak membawa koper atau barang-barang lainnya. Hanya tas
dukung. Kami
kemudian mengontak panitia. Tidak ada sambutan dari panitia. Kami terus
berkomunikasi via WhatsApp. Kali ini mendapat respon. Lalu secepatnya
mendatangi
panitia sesuai dengan petunjuknya. Kami disambut ramah oleh seorang
panitia. Namanya Kak Daru. Sayangnya,
kami tidak langsung dibawa ke hotel. Lantaran pesawat yang ditumpangi
finalis
dari Yogyakarta dan Semarang belum mendarat. So, kami harus menunggu mereka. Setelah finalis berkumpul, panitia
memutuskan agar Sholat Jumat dilakukan di masjid bandara. Mengingat pukul 12
hampir menjelang. Kemudian, finalis laki-laki menuju masjid di lantai dua. Sementara,
bagi finalis perempuan untuk menunggu.
Usai semua sholat, panitia membawa kami ke Hotel
Sultan. Hotel ini dekat dengan Gelora Bung Karno. Setiba di hotel, kami bertemu
dengan tiga finalis lainnya. Ketiga finalis ini merupakan mahasiswa yang
tinggal di Bandung dan Bogor. Sehingga mereka mendapat “jatah” dari panitia
untuk diberangkatkan via kereta api. Kami pun saling berkenalan satu sama lain.
Ketika asyik berkenalan, panitia mendekati kami. Panitia bilang, nanti malam
ada nonton bareng di bioskop bareng Pak Surya Paloh dan deretan artis ternama
lainnya. Para finalis pun menyambut girang pengumuman ini, termasuk saya.
Ketika malam tiba, kami telah bersiap menunggu di
lobi hotel. Tentunya dengan menggunakan pakaian yang sopan. Surprise! Tidak berapa lama kami
menunggu, mobil mewah sudah ada di halaman utama hotel. Kami serasa bak artis
ternama yang dijamu dengan sangat istimewa. Saat kami memasuki bioskop di salah
satu mall papan atas di Jakarta, kami kembali menganga. Di sana telah berkumpul
artis ternama, sebut saja Wanda Hamidah, Nafa Urbach, Cut Meriska, Syahrul
Gunawan, Bertrand Antolin, Delon Idol,
Regina Idol, dan lain sebagainya.
Dan, yang paling spesial di sana pula ada Pak Surya Paloh beserta istri dan
sutrada film Terbang yang akan kami tonton. Ya, dia adalah Fajar Nugros.
Seorang sutradara muda ternama dari Yogyakarta. Puas nobar dan foto-foto, kami lalu
diajak panitia makan di salah resto terenak di bilangan Senayan. Kemudian, kami
pun pulang ke hotel untuk istirahat guna memersiapkan presentasi di keesokan
harinya.
Sabtu, 05 Mei 2018;
Babak Final
Setelah sarapan, kami berkumpul di lobi hotel. Di
dalam tas masing-masing finalis telah siap dengan laptop dan alat lainnya untuk
dipakai saat sesi presentasi putaran final. Kemudian, panitia membawa kami ke
Kantor DPD Partai NasDem Indonesia di bilangan Teuku Umar. Jaraknya cukup jauh
dari hotel. Karena di sanalah tempat kami akan melakukan presentasi. Uniknya,
di dalam perjalanan, kami bukannya menghafal atau tegang. Justru kami sangat enjoy. Kami bermain tebak-tebakan dan
bersendau gurau.
Setibanya di sana, kami disambut dengan panitia
lainnya. Mereka humble banget. Lalu
kami disuruh mengisi buku tamu dan menunggu kedatangan dewan juri. Ada 4 juri yang berkompeten di bidangnya. Sebut
saja Prof Kurtubi (Anggota DPR-RI
Komisi VII, Praktisi Perminyakan, Dosen, dll), Prof M Hutapea (Pengalaman 35 tahun di bidang energi, pernah
menjadi direktur di perusahaan energi dan perminyakan, deputi energi baru
terbarukan dan konservasi energi Kementerian ESDM RI), Hafif Assaf (Profesional yang bekerja di industri hulu migas,
berpengalaman > 10 tahun di perusahaan perminyakan nasional maupun
multinasional), dan Duwi Pratiwi (Graduate dari Sciences PO Paris, Jurusan
Internasional Energi, Ketua Garda Pemuda NasDem bidang Energi).
Sebelum memulai babak final, juri, panitia, rekan
media, dan finalis berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan lain
sebagainya. Kemudian, panitia mengumumkan tata tertib selama babak final,
termasuk durasi presentasi. Masing-masing finalis pun memeroleh kesempatan
selama 10 menit untuk melakukan presentasi di depan juri. Sementara 10 menit
berikutnya, ada sesi tanya-jawab yang dilakukan juri-finalis. Sangat kentara,
ketika memasuki ruangan satu per satu wajah finalis tegang bercampur gugup.
Namun, saat keluar ruangan, wajah para finalis kembali cerah. Seakan hilang
sudah tanggungjawab yang dipikul. Tepat pukul 4 sore, semua finalis telah
melewati sesi presentasi. Kami lalu diantar panitia kembali ke hotel.
Sabtu, 05 Mei 2018;
Malam Penanugerahan
Jam 7 malam kami telah menunggu di lobi hotel. Perasaan
deg-degan menghantui kami. Kali ini, kami dibawa panitia ke Wisma Teater,
Kemenpora RI. Lagi-lagi dengan mobil mewah. Jaraknya cukup dekat dengan hotel. Di
dalam menuju perjalanan, kami isi dengan menebak-nebak siapa juara diselingi
sendau gurau. Menariknya, sampai di pintu masuk, kami – 10 finalis disambut
dengan meriah. Berjejer orang-orang penting dari Garda Pemuda NasDem. Kami
disalami, bahkan dirangkul-dipeluk. Sebuah keistimewaan bagi kami – seorang
pemuda miskin ilmu.
Berikutnya kami langsung disuruh makan malam oleh
panitia. Menunya tidak kalah enak dengan menu yang ada di hotel. Saya mengambil
secukupnya. Begitu juga dengan finalis lain. Berbarengan itu, satu per satu
tamu istimewa mulai berdatangan, sebut saja anggota DPR RI dari Fraksi NasDem,
perwakilan dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral RI, Ketua Organisasi
Kepemudaan, dan lain sebagainya. Panitia lekas menyuruh kami duduk di tempat
yang telah disediakan. Kami duduk di bangku spesial.di dekat juri.
Berselang kemudian, Kak Prananda Surya Paloh, selaku Ketua Garda Pemuda NasDem memasuki gedung. Pembawa acara lalu memulai membacakan susunan acara. Adapun susunan acara terlampir. Ketika kami sedang asyik mendengarkan sambutan dari ketua panitia, Bapak Imam Nahrawi – Menteri Pemuda dan Olahraga RI memasuki gedung.
Setelah rangkaian demi rangkaian acara dibacakan,
tibalah saat yang mendebarkan. Pembawa acara mengumumkan hasil final yang telah
dihelat dari pagi hingga sore. Saya tidak berharap banyak pada hasilnya nanti.
Saya serahkan semuanya pada Allah. Benar saja, juara utama diraih oleh Ganesha
Gajah – si pemuda yang ikut menghabiskan ayam lada hitam saya di resto bilangan
Senayan.
Kalau menurut saya, sangat wajar Ganes didapuk jadi
jawara. Selain tema esainya sesuai dengan background
pendidikannya, toh memang idenya sangat unik. Saat diwawancara oleh pembawa
acara pun, Ganes menuturkan jika selama kuliah, dia, teman-teman, dan dosennya
selalu membahas soal energi. Urutan pemenang terlampir.*
Selesai acara penganugrahan pemenang, panitia
kembali mengantar kami ke hotel. Kami pun siap-siap untuk packing karena besok kami harus pulang ke daerah masing-masing.
Penutup
Perjalanan mengikuti lomba ini penuh perjuangan.
Pasalnya, saya harus piawai membagi waktu antara kuliah, menjaga kakak
perempuan yang sakit, dan bekerja. Beruntungnya, saya memiliki pengalaman
menulis. Sehingga saya tahu, apa-apa saja yang harus dikerjakan untuk
menghadapi lomba menulis semacam ini. Meski penuh perjuangan, hasil akhirnya
berbuah manis. Suatu kebanggaan bagi saya bisa diundang ke Jakarta berkumpul
bersama mahasiswa hebat dari universitas top di penjuru Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment