Pengalaman Ramadhan Indah, Mulai dari Tradisi Kupat Qunutan hingga Menjadi Jenazah
Tahun ini merupakan kali pertama aku
menjalankan ibadah puasa di rumah baru. Kami
pindah ke rumah baru ini lantaran rumah kami yang lama digusur. Lebih dari 100
kepala keluarga digusur. Kampung lama kami akan dialihfungsikan sebagai kolam
retensi dan rumah pompa guna mengatasi banjir. Untungnya, kami mendapatkan
ganti-rugi dari pemerintah. Ada beberapa pengalaman unik dan menarik bagiku di
kampung baru selama bulan suci. Rasanya aku tidak pernah menemukan di kampung
lamaku atau di tempat lain.
Kampung Lamaku (Sumber; Dok Pribadi) |
Malam Sabtu, 25 Juni 2017
Semua warga berhamburan. Kutanya ada
apa. Salah seorang warga menjawab akan ada pawai obor yang lewat di jalan raya.
Karena penasaran, aku ikut berlarian. Sungguh, ini kali pertama aku menyaksikan
pawai obor. Tidak heran jika warga rela berdesakan. Suasananya meriah.
Sabtu Dini Hari
Lamat-lamat kudengar orang-orang
melantunkan shalawat seraya meneriakkan sahur. Kulihat jam, baru pukul 2. Karena
di luar sepertinya ramai, kuintip dari balik jendela. WoW… Awesome! Bukan cuma anak-anak yang
ikut serta membangunkan sahur, tetapi ada pula para bapak. Bagiku sungguh unik.
Mereka bukan meneriakan suruhan sahur, namun bershalawatan sembari memukul
bedug yang didorong gerobak. Semakin menariknya lagi, pernah beberapa kali
kuintip dari balik jendela, para remaja yang ikut membangunkan sahur
menggunakan seragam seraya bermain musik rebana.
Anten-Anten
Nunggu Buko
Sore itu, awal Ramadhan. Di depan
rumahku banyak anak kecil bermain. Jujur, suaranya bikin berisik. Padahal aku
hendak mengaji. Tetapi aku tahu, untuk mendidik anak itu harus dengan cara
bermain. Aku lantas mengajak mereka mengenalkan huruf hijayyah sekaligus
mengakrabkan diri. Upaya tersebut
disambut baik, bukan dari anak-anak saja, melainkan dari para orangtua. Sungguh,
ini merupakan berkah Ramadhan yang
luar biasa.
Disamping mengajarkan mengaji, aku
yang suka bercerita, lalu kuajak anak-anak untuk mendengarkan ceritaku.
Tentunya, cerita yang kusampaikan bukan sekedar cerita. Selalu kuselipkan pesan
moral di akhir cerita. Aku bersyukur setiap aku bercerita, anak-anak senang. Alhasil,
tiap anten-anten nunggu buko (baca;
ngabuburit) di kampung baru ini, kuhabiskan dengan menjadi pengajar dan pendongeng.
14
Ramadhan 1438H, Kupat Qunutan
Tidak biasanya pagi itu orang berlalu
lalang di depan rumah menawarkan tempurung ketupat. Padahal belum lebaran. Sementara,
tetanggaku sibuk membuat ketupat sendiri. Akhirnya aku memberanikan diri untuk
bertanya. Dia bilang, kalau malam ini sudah masuk waktunya membaca qunutan
ketika tarawih-witir. Makanya, tradisi kupat qunutan dilakukan. Aku mengangguk.
Aku ikut melestarikan tradisi ini. Aku meminta janur padanya. Kubikin sendiri
tempurung ketupat – meski tak sebagus karya professional. Tidak heran jika
ketika waktu berbuka tiba hari itu, beberapa warga kampung, termasuk keluargaku
ikutan mengonsumsi ketupat.
Malam Nuzul Qur’an dan Syarofal Anam
Tatkala malam Nuzul Quran tiba, persisnya
ba’da maghrib, warga akan berbondong membawa makanan dari rumah menuju masjid.
Entah itu hanya kue bolu, donat, atau panganan lain. Peringatan Nuzulul Quran
lantas dihelat selepas tarawih. Yang menyita mataku pada Nuzul Quran ini adalah
adanya penampilan Syarofal Anam. Kesenian Islam khas kotaku ini sudah jarang
kutemui. Melihatnya aku serasa dimanjakan, mulai dari gerakannya yang teratur,
suara dari si vokal yang syahdu melantunkan asma Allah, dan seragam yang eye-catching.
Menariknya, usai acara, kue-kue yang
sudah dikumpulkan tadi, disantap bersama-sama. Lagi-lagi aku terenyuh. Begitu
semangat dan bersatu warga di sini. Karena aku warga baru, aku tidak tahu kalau
tiap warga membawa makanan. So, aku
hanya bisa ikut memeriahkan suasana ini.
Tumis
Hati Unta
Berikutnya, yang menjadi berkah ramadhan kami adalah di hari
ke-22 Ramadhan. Menu berbuka kami spesial, tumis hati unta. Ini adalah
pengalaman kali pertama kami menyantapnya. Hati unta dipercaya menyembuhkan asma
dan ragam penyakit lain. Hati unta tersebut diberikan oleh seorang
sahabatku. Dia baru saja pulang dari ibadah umroh dengan mengambil paket umroh ramadhan bareng orangtuanya.
Kemarin pas aku pergi umroh, aku tidak sempat untuk membeli hati unta.
Sungguh, aku kagum sama kawanku itu. Biaya umroh ia kumpulkan sendiri.
Setelah cukup, ia mendaftar umroh
pada travel umroh terpercaya.
Sebelum pulang, dia mengingatkan aku dan ibu jika hendak pergi haji umroh jangan mudah tergiur dengan
promo umroh murah yang ditawarkan.
Harus selektif memilih travel umroh.
Menjadi
Jenazah
Menjadi calon jenazah adalah
pengalaman Ramadhan lainnya yang tidak bisa aku lupakan. Hari itu, hampir
berakhir Ramadhan. Pengurus masjid mengadakan praktek mengafani mayat. Ketika
pengurus masjid meminta diantara kami menjadi calon jenazah, semua warga takut.
Alhasil aku yang maju. Jujur, sempat merinding. Toh, semua manusia di muka bumi ini akan kembali pada-Nya. Jadi,
kenapa harus takut?
Khatam
Quran dan Umbul-Umbul
Lalu malam takbiran, kembali aku
menemukan pengalaman berbeda. Sehabis isya, aku dan jemaah diminta untuk tidak
pulang. Pengurus mengadakan Khataman Alquran. Satu jemaah masing-masing diminta
untuk membaca 1-2 juz. Setelah selesai, kami duduk dengan membuat formasi
lingkaran. Kemudian, acara khataman dimulai. Sesudahnya, kami saling meminta
maaf dan membuat umbul-umbul bertulisan Selamat Idul Fitri untuk dipasang di
gerbang masjid.
Demikian
pengalaman demi pengalaman Ramadhan yang kurasakan di lingkungan baruku. Semoga
di Ramadhan tahun depan aku dapat merasakan pengalaman Ramadhan yang lebih seru
dan indah.
#LebihDariSekedarNikmatnyaIbadah
#SemuaBisaUmroh
Penulis sedang mengikuti Blog Contest Ramadhan Bersama Abutours & Travel
#LebihDariSekedarNikmatnyaIbadah
#SemuaBisaUmroh
Penulis sedang mengikuti Blog Contest Ramadhan Bersama Abutours & Travel
Thursday, July 13, 2017
|
Labels:
Berkah Ramadhan,
Biaya Umroh,
Daftar Umroh,
Haji Umroh,
Ibadah Umroh,
Puasa,
Ramadhan,
Travel Umroh,
Umroh Murah,
Umroh Ramadhan
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment