Lombok, I’m Coming; Menerobos Hujan dari Palembang Demi Ayam Taliwang
Jam masih pukul tiga dini hari, namun
aku telah terjaga dari tidur. Di luar, hujan terdengar jelas. Aku sempat
khawatir dengan jadwalku hari ini. Lantaran hari ini aku akan terbang ke Lombok.
Jujur, tak terbayang olehku bisa ke pulau yang terkenal dengan julukan 10001
masjid tersebut. Semua itu berkat aku mengikuti kontes menulis tentang impian liburan yang diselanggarakan oleh Insto.
Alhamdulillaaaah, dari 13 ribu peserta yang ikut berpartisipasi, aku menjadi 25 pemenang utama. Speechless! Sungguh, tak bisa diungkapkan dengan
kata-kata saat kali pertama menerima telepon dari panitia jika aku dinobatkan
sebagai salah satu pemenang. Apalagi saat aku tahu, ada beberapa nama di list
pemenang yang sudah terkenal di dunia kuter dan blogger.
Sebenarnya, pesawat take off dari Bandara SMB II Kota
Palembang pukul 6 pagi. Akan tetapi, untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan, aku harus pergi maksimal 1 jam sebelumnya. Tapi, lagi-lagi hujan di
luar makin deras. Ingin aku mengurungkannya. Namun, aku tak enak.
Panitia telah memesan tiket dari jauh-jauh hari. Manalagi, lidahku sudah tak tahan untuk mencicipi ayam taliwang. Akhirnya meski hujan lebat,
aku tetap nekad pergi dengan dibonceng mogenya si Andre pukul 04.45 WIB.
List Pemenang |
Aku & Ustadz Solihin Hasibuan |
Sesampai di bandara, aku buru-buru ke counter,
lalu menunggu antrian untuk mencetak boarding
pass. Karena barang yang kubawa tidak terlalu banyak, maka kuputuskan untuk
masuk ke dalam kabin saja. Beruntung, aku tidak menunggu lama di boarding room. Suara merdu dari petugas
memanggil nomor pesawatku untuk segera mengantri. Alhamdulillaaah, akhirnya aku
cepat menuju Jakarta dan bertemu dengan pemenang lain dari berbagai daerah,
kataku dalam hati.
Surprisenya, saat di pesawat, aku bisa satu seat dengan Ustadz Solihin Hasibuan,
salah satu da’i kondang Palembang. Memang, saat mengantri di counter, aku
sempat berpapasan dengan ustadz tersebut.
Seseruan di Terminal Soeta Sebelum Terbang Ke Lombok |
Sejam
berikutnya, pesawat yang membawaku landing di Soekarno Hatta dengan selamat.
Aku lalu ke bagian transit dan menuju gate 5. Tak dinyana di boarding room rupanya telah
berkumpul para pemenang. Satu persatu aku berkenalan. Sebenarnya, diantara para
pemenang, aku telah mengenal mereka di jejaring sosial. Untuk mengakrabkan
diri, aku mulai mengajak beberapa pemenang mengobrol. Obrolan kami tak jauh
dari kontes. Hahaha *dasarotakkuter. Tidak lupa, sesi berfoto ria wajib
dilakukan di sini. Satu jam kemudian, kami – para pemenang dan tim dari Insto terbang
menuju Lombok.
Para Pemenang Berpose di Depan Icon LIA |
Keseruan kembali berlanjut ketika
tiba di Lombok International Airport (LIA). Kegiatan foto-foto tak pernah
terlewati. Ada pula yang kebelet pipis. Hahaha… Setelah mengambil barang di
bagasi, kami para pemenang disambut oleh tour guide yang akan membawa kami ke
seluruh destinasi wisata di Lombok - sesuai dengan itinerary. Nama tour guide ini Mbak Desa. Dia asli Hindu. Sebenarnya ada lagi
tour guide dari pihak travel. Namanya Mbak Caca. Orangnya asyik – easy going.
Sebelum
menuju perjalanan wisata, rombongan diajak makan siang di sebuah hotel tidak
jauh dari bandara LIA. Sesudahnya, kami barulah memulai tour. Kali pertama,
kami diajak mengunjungi Desa Sade. Desa yang terletak di Lombok Tengah ini
masih kental dengan adat istiadatnya. Di sini, orang-orangnya masih
memertahankan budayanya. Itu bisa dilihat dari berjejernya barisan Rumah Adat
khas Suku Sasak. Bagi saya pribadi, rumah ini amat menyita mata. Pasalnya
terbuat dari anyaman bambu dan ijuk serta lantainya masih beralaskan tanah.
Disamping itu, cara berpakaian penduduk di sini masih mengenakan cara
tradisional. Mengenakan sarung khas suku Sasak. Di sini pula, kita dapat
menjumpai kaum perempuan Suku Sasak menenun kain dan hampir di setiap sudut
dapat kita temui penduduk yang berjualan cinderamata khas Lombok.
Keindahan Pantai Tanjung Aan |
Beberapa
kali kami ditawarkan cinderamata oleh pedagang di pantai ini. Jika kita tak
mahir bernegosiasi, alamat kita akan rugi. Di pantai ini kami menikmati kelapa
muda. Ada pula teman yang menyeberang menggunakan perahu ke seberang pantai
guna menyaksikan keindahan Pantai Batu Payung. Kata teman-teman, pantai ini tak
kalah cantik dan indah dibanding Pantai Tanjung Aan.
Selanjutnya kami menuju Pantai Kuta. Ingat ya, bukan Pantai Kuta Bali. Namanya saja sama. Tapi suasananya tidak kalah beda. Jaraknya cukup dekat dari Pantai Tanjung Aan. Sayangnya, di pantai ini kami tidak lama. Pasalnya waktu kami banyak dihabiskan di Pantai Tanjung Aan. Untuk mencairkan rasa penasaran kami terhadap Pantai Kuta, kemudian Mbak Desa mempersilakan kami hanya berfoto di depan icon Pantai Kuta – tak lebih.
Para Pemenang Berpose di Depan Icon Kuta Beach |
Matahari
makin meninggi, rombongan kami menuju Desa Sukarara. Wow… sampai di desa ini,
aku banyak memeroleh pengalaman. Aku dan rombongan boleh mencoba mengenakan
pakaian adat Sasak. Bertanya tantang seluk beluk pakaian khas Suku Sasak.
Tentunya, bagi Anda yang memiliki banyak uang, tak salahnya membeli cinderamata
khas Lombok di sini, seperti kain, peci, selendang, tas, dan lain sebagainya.
Untuk harga produk di sini, cukup bersahabat. Tergantung harga, rupa, ukuran
dan bahannya.
Karena hari sudah malam dan rombongan mulai menunjukkan beragam mimik. Ada yang mengantuk. Ada yang ketiduran. Ada yang asyik dengan gadgetnya dan ada pula yang lapar. Untuk itu, Mbak Desa langsung membawa kami untuk dinner di sebuah restoran khas yang menyajikan masakan Lombok. Sayangnya, ketika kami tiba di restoran yang berada di bilangan Ade Irma Suryani ini, kami kehujanan. Cuaca Lombok memang sedang tidak bersahabat.
Karena hari sudah malam dan rombongan mulai menunjukkan beragam mimik. Ada yang mengantuk. Ada yang ketiduran. Ada yang asyik dengan gadgetnya dan ada pula yang lapar. Untuk itu, Mbak Desa langsung membawa kami untuk dinner di sebuah restoran khas yang menyajikan masakan Lombok. Sayangnya, ketika kami tiba di restoran yang berada di bilangan Ade Irma Suryani ini, kami kehujanan. Cuaca Lombok memang sedang tidak bersahabat.
Ayam Taliwang |
Sunday, November 13, 2016
|
Labels:
Jalan-Jalan
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment