Iseng-Iseng Berhadiah (Komentar Terbaik)
Ini merupakan "suara" saya pada kolom suara pembaca Sumatera Ekpress Rabu kemarin (26/03/14). Temanya kemarin itu Keterlibatan Remaja Terhadap Kasus Kriminal Tak dinyana, pas baca hari Minggu, komentar ini dinobatkan sebagai komentar terbaik. Berikut "suara"nya!
Ironis. Ternyata dewasa kini, keterlibatan remaja terhadap kasus kriminal semakin hari semakin bertambah. Sebenarnya ada 2 faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Pertama, karena FAKTOR INTERNAL, faktor yang datang dari dalam diri remaja itu sendiri. Faktor tersebut bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan si remaja mengendalikan karakter buruk yang melekat pada dirinya, semisal mudah meledak-ledak, sensitif tinggi, temperamental, dan lain sebagainya. Sehingga remaja seperti ini akan lamban menerima pelajaran dan meraih prestasi akademik di sekolah. Yang pada akhirnya, akan cenderung melakukan tindak kejahatan.
Ironis. Ternyata dewasa kini, keterlibatan remaja terhadap kasus kriminal semakin hari semakin bertambah. Sebenarnya ada 2 faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Pertama, karena FAKTOR INTERNAL, faktor yang datang dari dalam diri remaja itu sendiri. Faktor tersebut bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan si remaja mengendalikan karakter buruk yang melekat pada dirinya, semisal mudah meledak-ledak, sensitif tinggi, temperamental, dan lain sebagainya. Sehingga remaja seperti ini akan lamban menerima pelajaran dan meraih prestasi akademik di sekolah. Yang pada akhirnya, akan cenderung melakukan tindak kejahatan.
Faktor internal lain yang sangat memengaruhinya adalah keluarga, terlebih orangtua. Sesungguhnya, orangtua memiliki andil besar terhadap pembentukan perilaku anak. Orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu menjadi pengajar, pendidik, pembimbing, dan pemberi inspirasi bagi anak-anaknya. Jika orangtua telah memiliki sifat-sifat tersebut, maka bisa dipastikan tingkah laku si anak tidak akan menyimpang dan berbuat diluar batas. Sebaliknya, remaja yang dibesarkan oleh orangtua yang dipenuhi konflik dan kurangnya pengawasan, maka kemungkinan besar mereka akan cenderung menjadi perilaku yang kurang baik.
Faktor kedua, adalah FAKTOR EKSTERNAL, faktor yang datang dari luar, semisal pengaruh lingkungan dan sosial yang buruk. Faktor pertemanan turut menyumbang seorang remaja melakukan aksi kriminal. Jika seorang remaja memiliki teman yang baik, pastinya akhlak si remaja tersebut akan baik pula. Tetapi, jika remaja memilih berteman dengan seorang pemabuk, pemuja narkoba, komunitas gank motor, dan pencuri, maka mereka lamban laun akan ikut terpengaruhi menjadi pribadi yang sama.
Berikutnya, penyebab remaja terlibat dalam kasus kriminal adalah faktor kemiskinan. Sulitnya bertahan hidup, membuat remaja kadang gelap mata melakukan tindak kejahatan. Meski demikian, tidak seluruhnya remaja yang berasal dari keluarga miskin menggunakan cara ini.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana meminimalisir agar keterlibatan remaja terhadap tindak kriminal menurun, bahkan remaja kapok melakukannya lagi? Adalah peran serta semua lapisan masyarakat, mulai dari pemuka agama, pemerintah, pihak kepolisian, tenaga pendidik, dan orangtua jawaban untuk ini.
Sudah seharusnya, lapisan masyarakat yang disebutkan tadi, harus konsisten dan paham akan tugasnya. Sebagai pemuka agama, sudah sepatutnya memberikan contoh dan nasehat dalam kebaikan. Sementara, Kementerian Pendiidkan harus menyempurnakan lagi pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang ada, semisal menambahkan pendidikan karakter atau budi pekerti pada kurikulum pembelajaran.
Pemerintah pun dituntut untuk bekerjasama dengan pihak kepolisian melakukan pengawasan terhadap tingkah laku remaja sekarang ini, seperti dilakukannya razia tawuran pelajar, memblokir situs internet yang dianggap menyimpang dan merusak moral, menegur bahkan menutup stasiun televisi yang menayangkan program “racun” bagi anak-anak, mengusung gerakan anti-narkoba, gerakan bina siswa, memfasilitasi bakat remaja semisal dengan membangun Gedung Bakat Remaja, dan aksi positif lainnya.
Selanjutnya adalah peran guru di institusi pendidikan. Guru merupakan pengganti orangtua di sekolah. Maka dari itu, guru harus memiliki karakter yang kuat guna melahirkan penerus bangsa yang unggul. Dan yang tak kalah penting adalah orangtua. Orangtua adalah model peran yang menjadi panutan bagi anaknya. Oleh sebab itu, orangtua harus melakukan pengawasan dan pendekatan terhadap anak. Disamping itu, orangtua harus mengarahkan anak untuk terlibat dalam tindakan positif sehingga tidak terjerumus pada tindak kejahatan. Demikian “suara” yang dapat saya berikan. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. Sukses terus untuk Sumatera Ekspres!
088274231***
Jalan Ali Gathmir No. 127 RT 007 Kelurahan 10 Ilir
Palembang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment