Menuju Indonesia yang Mandiri dengan Mengembangkan Pemikiran Inovatif
Indonesia
negeri kaya. Melimpah Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusianya. Tetapi
herannya, negara kita selalu tertinggal dengan bangsa lain. Sebenarnya banyak
hasil karya anak bangsa yang mampu mengharumkan bumi pertiwi ini. Banyak
terobosan baru yang dilakukan pemimpin dan rakyat di negeri ini. Namun
sayangnya, karya-karya itu tidak terekspos. Bangsa lain tahunya Indonesia itu
negara teroris. Orang-orang luar sana tahunya negara Indonesia itu negara terkorup.
Ironisnya
lagi, Indonesia dulu yang pernah dikenal sebagai negeri agraris, negeri dengan
lahan pertanian yang begitu luas. Tapi kenyataannya malah mengimpor beras dari
negara lain. Memprihatinkan memang. Bukan hanya sebatas itu saja. Dari 200 juta
lebih penduduk yang hidup di Indonesia, hanya
0,18 persen masyarakatnya yang memilih menjadi pengusaha. Idealnya,
negara yang memiliki penduduk di atas 200 juta seharusnya mempunyai dua atau
empat persen pengusaha. Kalau kita lilhat fenomena ini, kita masih kalah dengan
Malaysia dan Singapura.
Berkaca
dari fenomena-fenomena di atas, kini sudah seharusnya masyarakat Indonesia bangkit
menciptakan terobosan baru demi perubahan Indonesia yang lebik baik. Kita
kembangkan daya kreativitas dan inovasi kita untuk Indonesia yang lebih
mandiri. Pertanyaannya sekarang, apa-apa saja yang harus diciptakan? Bidang
atau segmen mana saja yang harus diperbaharui agar kita lebih unggul dan
mandiri? Pada tulisan kali ini, saya telah merangkum beberapa bidang yang harus
segera dan segera dibenahi.
Pertama, Inovasi
Bagi Pemimpin
Mengapa
saya meletakkan pemimpin pada poin pertama? Mungkin kalian sudah bisa
menebaknya. Pemimpin adalah orang yang memegang peranan penting dalam sebuah
wilayah. Jadi, mundur-majunya suatu wilayah, ada di tangannya. Pemimpin yang
baik dan tangguh adalah pemimpin yang bisa membawa wilayah yang dipimpinnya
dari yang tertinggal menjadi wilayah yang berkembang dan maju. Tentunya untuk
mewujudkan itu, seorang pemimpin harus memiiliki visi yang jelas, daya pikir
yang kritis, dan menciptakan terobosan baru yang bermanfaat bagi wilayah yang
dibawahinya.
Kawasan Jakabaring Sport City yang dulu dikenal sebagai Kasawan Rawa-rawa (Sumber; ditaut di sini) |
Di Tanah Air, cukup banyak
pemimpin daerah yang sukses membawa daerahnya dari yang tertinggal menjadi
berkembang – bahkan maju berkat pola pemikiran kreatif dan inovatifnya. Kita
ambil contoh saja Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin. Ketika beliau dilantik
sebagai Gubernur Sumatera Selatan, beliau langsung merealisasikan janji-janji
kampanyenya. Program Bebas Biaya Kesehatan dan
Pendidikan untuk rakyat Sumatera Selatan
terbukti sukses dilakukannya.
Bukan sampai
disitu saja. Berkat pikiran inovatifnya, beliau berhasil
mengubah Jakabaring yang dulunya dikenal sebagai kawasan rawa-rawa menjadi
sebuah kawasan olahraga terpadu dengan standar internasional – walau awalnya
sering mendapatkan cibiran. Tentunya, kesuksesan Alex Noerdin mengubah Jakabaring menjadi arena SEA Games
berkualitas diakui baik oleh banyak orang.
Seharusnya
pikiran inovatif seperti inilah yang harus diciptakan oleh para pemimpin di
Indonesia. Jangan hanya tongkat kepemimpinannya digunakan untuk memupuk
kekayaan semata, tetapi di lain sisi rakyatnya justru sengsara dan tidak bisa
hidup mandiri. Selayaknya juga, pemimpin yang membawahi daerah yang tertinggal
atau terpencil, bisa meniru pemikiran inovatif pemimpin yang telah sukses menahkodai wilayahnya.
Sehingga nantinya, percepatan pembangunan daerah yang dipimpinnya dapat tercapai.
Kedua, Inovasi
di Bidang Pendidikan
Pendidikan
di Indonesia masih terbilang kaku. Buktinya, sekolah kerap menghadirkan suasana
yang membosankan bagi para muridnya. Guru terlalu dominan di dalam kelas
sehingga para murid tidak dapat berekspresi. Ditambah lagi dengan proses
belajar yang memakan waktu lama dan banyaknya pelajaran yang diajarkan, membuat
para siswa semakin jenuh.
Agar
pelajaran di sekolah tidak membosankan, sangat diperlukan inovasi baru dalam
sistem pembelajaran. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk itu, diantaranya mengajak
para siswa belajar di alam terbuka, membentuk kelompok belajar, membuat mading kelas,
pembuatan yel-yel sebelum memulai belajar, memberikan reward
& punishment kepada anak didik, sistem belajar sambil bermain, dan lain
sebagainya. Dengan mengaplikasikan pola
pembelajaran tersebut, diharapkan sekolah mampu menghasilkan nilai akademik
siswa yang memuaskan. Di samping itu, harapannya dapat melatih kerjasama,
menanamkan karakter positif, mengembangkan keterampilan dan bakat yang dimiliki
para anak didik untuk semakin memposisikan diri ke arah yang lebih baik.
Logo SMK (Sumber; ditaut di sini) |
Sementara
itu, memperbanyak sekolah kejuruan bisa menjadi alternatif gerakan baru untuk sistem
pendidikan di nusantara. Pada dasarnya, sekolah kejuruan mampu menghasilkan
lulusan yang memiliki skill memupuni,
sebut saja Sekolah Menengah Seni. Sudah barang tentu, mayoritas lulusannya
berkompeten di bidang seni. Begitu pula dengan lulusan di bidang teknik,
komputer, bisnis, olahraga, dan sebagainya.
Dengan
adanya sekolah-sekolah seperti ini, setidaknya ada beberapa manfaat yang akan
dirasakan, seperti siswa dan guru akan bersemangat dalam proses
belajar-mengajar. Kedua, jika ada even atau kompetisi dalam skala nasional atau
internasional yang berkaitan dengan olaharaga, teknik, atau komputer, maka
siswa yang menimba ilmu di bidang tersebut yang akan diikutsertakan. Ketiga,
lulusan siswa yang menimba ilmu di sekolah kejuruan tersebut, akan lebih memilih
untuk menciptakan lapangan kerja ketimbang menjadi karyawan.
Ketiga,
Inovasi di Bidang Ekonomi
Meski
untuk tahun 2012 ini laju perekonomian Indonesia perlahan meningkat, namun
apakah kita puas sampai disitu saja? Tentunya, tidak! Untuk tetap bertahan di
era globalisasi yang kian modern dan kompleks ini, setiap negara harus memiliki
pengusaha tangguh. Pasalnya pengusaha mampu membawa
dampak positif bagi tingkat perekonomian negaranya. Pengusaha ikut berperan
dalam memberantas kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran yang ada.
Tetapi sayangnya, jumlah pengusaha di Indonesia tak sebanding dengan total
penduduknya.
Bagaimana membuka mindset masyarakat tersebut agar melek
bisnis? Di sini, diperlukan gebrakan baru atau stimulus agar dapat menambah
wawasan, pengetahuan serta memperkenalkan dunia usaha dan industri kepada masyarakat.
Tugas ini bukan saja diemban oleh pemerintah, tetapi dari berbagai lapisan.
Wirausaha Muda Mandiri (Sumberl; ditaut di sini) |
Ada beberapa inovasi atau terobosan
baru dari Bank Mandiri yang patut dicontoh oleh perusahaan lain guna mendukung laju
perekonomian Tanah Air kian melaju. Bank yang pernah dipimpin oleh Agus Martowardojo
ini mempunyai program-program jitu
untuk merangsang generasi muda agar mau berwirausaha, antara lain seperti
program Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri, Mandiri
Young Technopreneur (MYT), Wirausaha Muda Mandiri Goes to Pesantren, National Lecturer Series, Wirausaha Muda
Mandiri Goes to SMK, Mandiri Edukasi,
dan Mandiri Bersama Mandiri (MBM) Challenge.
Menurut hemat saya, program-program
yang diluncurkan oleh Bank Mandiri ini sangat bagus. Selain bisa membantu
perekonomian bangsa menuju yang lebih baik – dengan hadirnya banyak wirausaha,
program-program ini juga bernilai edukasi yang dapat
menambah ilmu pengetahuan tentang leadership,
kewirausahaan dan perbankan bagi
banyak orang, khususnya para siswa atau mahasiswa. Jika program ini
diberlakukan secara terus-menerus, saya yakin perekonomian Indonesia semakin
membaik dari tahun ke tahunnya.
Keempat,
Inovasi dalam bidang Pangan
Hampir masyarakat di belahan Indonesia mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Menggantungkan beras sebagai satu-satunya makanan pokok mengandung resiko yang amat tinggi untuk keberlanjutan ketahanan pangan nasional. Oleh sebab itu, Indonesia harus berinovasi menciptakan banyak mode pangan supaya kebutuhan pangan masyarakatnya dapat terpenuhi. Baru-baru ini Institut Pertanian Bogor menciptakan beras analog sebagai inovasi di bidang pangan. Saya rasa, inovasi ini sangat cocok diciptakan pada masa kini guna mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
Hampir masyarakat di belahan Indonesia mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Menggantungkan beras sebagai satu-satunya makanan pokok mengandung resiko yang amat tinggi untuk keberlanjutan ketahanan pangan nasional. Oleh sebab itu, Indonesia harus berinovasi menciptakan banyak mode pangan supaya kebutuhan pangan masyarakatnya dapat terpenuhi. Baru-baru ini Institut Pertanian Bogor menciptakan beras analog sebagai inovasi di bidang pangan. Saya rasa, inovasi ini sangat cocok diciptakan pada masa kini guna mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
Beras Analog (Sumber; ditaut di sini) |
Berbicara mengenai beras analog, beras analog sendiri
terbuat dari tepung jagung dan sagu yang dihaluskan serta dicetak menjadi
berbentuk seperti nasi. Alhasil, kandungan beras analog bisa dimodifikasi seusia
dengan permintaan dan kebutuhan gizi. Untuk
mengembangkan inovasi di bidang pangan satu ini, rasanya tak sulit. Lantaran
bahan-bahan yang digunakan untuk membuat beras analog terbuat dari
bahan-bahan pangan lokal yang ada ada di Indonesia sendiri. Belum lagi dengan
ketersediaan lahan perkebunan yang luas yang kita miliki, rasanya Indonesia
mampu memproduksi beras analog lebih banyak dan kita tidak akan mengimpor beras
lagi dari negara sahabat.
Kelima,
Inovasi dalam bidang Energi
Dikatakan
Kepala BP Migas R Priyono bahwa cadangan
minyak bumi yang dimiliki Indonesia semakin lama pasti semakin berkurang.
Sementara itu, kebutuhan dipastikan akan semakin meningkat. Pertanyaannya
sekarang, bagaimana kalau minyak bumi atau gas alam atau batu bara yang menjadi
sumber bahan bakar minyak itu benar-benar habis? Apa yang harus dilakukan oleh
masyarakat Indonesia? Oleh sebab itu, sebelum pasokan minyak bumi dan lainnya
menipis, kita sebagai manusia yang tinggal di Indonesia harus bergerak cepat
mencari alternatif lain agar pasokan bahan bakar minyak dapat terus digunakan.
Apakah kita mau, mengimpor minyak dari negara luar sedangkan kita sendiri
memiliki sumber daya alam yang melimpah?
Ada
langkah strategis yang dapat ditempuh
untuk itu. Ya, kita bisa memanfaatkan singkong atau tanaman jarak sebagai
alternatif bahan bakar minyak. Tak sulit menemukan singkong di negeri ini.
Lantaran Indonesia diklaim sebagai penghasil singkong nomor 3 di dunia. Itu
artinya, persediaan singkong di Indonesia masih banyak tersedia. Tinggal
bagaimana keseriusan kita melakukan inovasi sebaik mungkin untuk memanfaatkan
tanaman yang termasuk dalam umbi-umbian ini
menjadi sumber energi alternatif.
Singkong, Bahan Utama Pembuatan Bioetanol (Sumber; ditaut di sini) |
Inovasi di bidang energi bukan hanya sebatas itu saja.
Kita juga dapat memanfaatkan kotoran ayam sebagai alternatif pembangkit
listrik. Mengingat, dalam memproduksi listrik, Republik ini masih memanfaatkan
bahan bakar minyak sebagai sumber energinya. Atau alternatif lain, negara kita
bisa memanfaatkan angin yang ada di pantai atau laut sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Angin.
Memang
untuk merealisasikan proyek tersebut, bukan semudah membalikan telapak tangan.
Butuh proses dan kerja keras dari seluruh unsur. Namun jika proyek tersebut
telah dbangun, maka banyak sekali keuntungan yang dirasakan, salah satunya negara
kita bisa melakukan penghematan penggunaan
BBM dalam jumlah yang besar dan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah yang
pada akhirnya pendapatan kesejahteraan masyarakat ikut pula terkerek.
Itulah beberapa inovasi yang telah saya rangkum guna membuat Indonesia bertahan dan mandiri di era globalisasi yang semakin rumit ini. Semoga kita semua semakin serius dan bekerja keras mengembangkan dan memanfaatkan inovasi-inovasi tersebut guna kepentingan bersama yang akhirnya bermuara dan bertujuan demi perbaikan bangsa yang lebih baik dan maju. Kalau sudah begitu, maka tidak akan ada lagi yang namanya impor beras, pengiriman TKI ke luar negeri, defisit minyak bumi, kelaparan di berbagai wilayah yang ada di Indonesia, dan lain-lain. Semoga saja!
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog
dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan
adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.”
Sumber Tulisan;
http://fateta.ipb.ac.id
http://www.republika.co.id
http://www.tribunnews.com
http://www.tribunnews.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment