Lomba Bidar
Di tepian Sungai Ogan, berdiri Kerajaan Muaro. Kerajaan Muaro merupakan kerajaan terbesar yang ada di tepian Sungai Ogan. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Raja Kemas. Raja Kemas gemar mengadakan lomba untuk rakyatnya dan sering menjadi tuan rumah pelaksanaan lomba.
Tahun ini, Kerajaan Muaro dipercaya menjadi tuan rumah Lomba Bidar kategori anak-anak. Lomba Bidar adalah lomba adu kecepatan dan ketangkasan dalam mendayung perahu secara tim. Semakin menarik, perahunya dicat dengan warna yang indah. Kalau Lomba Bidar sudah digelar, seru dan meriah. Banyak rakyat yang akan menyaksikannya. Tujuan digelarnya Lomba Bidar untuk mempererat silaturahmi bagi kerajaan-kerajaan yang ada di tepian Sungai Ogan. Setiap kerajaan wajib mengutus satu timnya.
Sebagai penyelenggara lomba, Raja Kemas lantas mengumpulkan seluruh rakyatnya di halaman kerajaan. Dia tidak mau menanggung malu dan dicap gagal sebagai tuan rumah.
"Wahai rakyatku, sebulan lagi kita akan menjadi penyelenggara Lomba Bidar. Saya minta agar semuanya ikut bergotong royong menyukseskan Lomba Bidar. Apakah kalian siaaap?" tanya Raja Kemas.
"Siaaaap, Paduka Raja!" jawab semua rakyat.
“Bagus, saya senang semangat kalian. Baiklah, saya akan mengumumkan nama-nama yang masuk ke dalam Tim Lomba Bidar dari Kerajaan Muaro. Ada Karomi, Randu, Mandala, Fatoni, dan Tisman,” panggil Raja Kemas.
Nama-nama yang disebutkan pun maju. Namun, sejurus kemudian Karomi mendengus kesal. Lantaran dia satu tim dengan Tisman. Tisman adalah orang yang pernah mengalahkannya dalam final lomba renang sebulan yang lalu. Karomi malas untuk menegur Tisman.
“Wahai rakyatku, inilah Tim Lomba Bidar utusan Kerajaan Muaro. Sebagai ketua tim saya tugaskan kepada Karomi. Saya harap para peserta Lomba Bidar giat berlatih,” perintah Raja Kemas.
“Baik, Paduka Raja!" sahut anak-anak.
*0*
Hari ini, rakyat telah berkumpul. Raja Kemas sudah membagi tugas kepada rakyatnya. Bagi perempuan bertugas membuat dan menyajikan makanan. Sementara laki-laki betugas memasang panggung, membuat janur umbul-umbul untuk dipasang di tepian sungai, dan membantu mengecat perahu untuk lomba.
Tampak anak-anak yang akan ikut Lomba Bidar membantu mengecat perahu bersama Yangmukti. Raja Kemas telah memerintahkan Yangmukti untuk membuat perahu dengan cat kuning keemasan. Yangmukti adalah seorang pembuat perahu ternama dari Kerajaan Muaro.
Dengan semangat, anak-anak membantu Yangmukti mengecat perahu. Namun tidak dengan Karomi. Sejak mulai mengecat, dia diam saja. Karena di sana ada Tisman. Dia masih kesal dengan Tisman.
"Karomi, kenapa kamu tidak mau ikut mengecat perahu? Bukankah raja telah memerintahkan kita untuk bergotong royong?” tegur Randu.
"Aku malas Randu. Karena ada Tisman," balas Karomi.
"Kamu tidak boleh begitu Karomi. Lomba Bidar adalah lomba tim. Jadi, tiap anggotanya harus saling bekerja sama dan berkomunikasi. Kalau kamu tidak mau membantu mengecat, akan saya laporkan kepada raja!"gertak Randu.
“Baik Randu, saya akan bantu mengecat. Tapi saya tidak mau dekat dengan Tisman,’ sahut Karomi kesal.
"Kamu tidak boleh keras kepala dan menyimpan dendam Karomi!" seru Randu.
Dengan wajah cemberut, Karomi akhirnya ikut membantu mengecat dengan teman lainnya. Namun ketika melihat wajah Tisman, dia masih membuang muka.
Tidak berapa lama, perahu selesai dicat. Warnanya indah sekali, kuning keemasan. Lalu, disusul panggung dan umbul-umbul selesai juga dipasang. Kini saatnya rakyat menikmati makanan yang telah dibuat ibu-ibu.
*0*
Sore ini merupakan latihan terakhir mendayung perahu bersama Sripandi. Sripandi adalah pelatih yang didatangkan Raja Kemas dari Negeri Bantunah. Rakyat Negeri Bantunah dikenal pandai mendayung. Karomi dan teman lainnya menyaksikan dengan seksama Sripandi mempraktikkan cara mendayung yang benar. Semuanya antusias.
Setelah Sripandi mengajarkan, berikutnya giliran anak-anak langsung praktik. Sripandi memberi aba-aba dari tepi sungai. Sebagai ketua tim Karomi berada di barisan paling depan. Dia sangat semangat. Sementara Tisman persis mendayung di belakang Karomi.
Saat menuju garis akhir, tetiba ombak datang. Lalu, membuat Karomi sedikit kehilangan kendali. Hampir saja tubuh Karomi terjatuh ke sungai. Namun, dengan sigap Tisman menarik tubuh Karomi. Karomi akhirnya selamat. Meski telah diselamatkan oleh Tisman, Karomi tidak mengucapkan terima kasih.
*0*
Hari yang dinanti tiba. Pagi ini pelaksanaan lomba bidar akan digelar. 15 tim dari semua kerajaan yang berada di tepi Sungai Ogan telah siap dengan perahunya. Yangmukti menyuruh Karomi dan lainnya untuk segera menaiki perahu buatannya.
Saat melewati jembatan, Karomi terpeleset. Sebab semalam habis hujan. Jadi jalanan sedikit licin. Bergegas Tisman menahan tubuh Karomi agar tidak terjatuh. Karomi pun selamat. Karomi langsung memeluk Tisman, lalu mengucapkan terima kasih dan meminta maaf. Randu merasa bahagia melihatnya. Akhirnya Karomi menganggap Tisman bukanlah musuh. Tetapi teman satu tim yang baik dan kuat. Tidak bisa dibayangkan jika Karomi tidak bisa diselamatkan oleh Tisman. Pasti tubuhnya akan mengenai tiang besi untuk mengikat perahu.
Beberapa saat kemudian, panitia memanggil 5 tim yang bakal berlomba. Ada dari Kerajaan Malaya, Jayasakti, Undakan, Lora, dan Muaro. Kelima tim sudah bersiap-siap.
“Satuuu....Duaaa....Tigaaaa!!!” teriak panitia membuka perlombaan.
Dengan sigap semua tim mendayung. Karomi sebagai ketua tim terus memberikan arahan kepada anggotanya. Sekuat tenaga Tim Kerajaan Muaro mendayung untuk mencapai batas finis.
“Ayo teman-teman, lebih keras mendayungnya! Tim Kerajaan Malaya ada di belakang kita!” seru Karomi.
“Baik, Karomiiii,” pekik anggota timnya.
Berkat kerja sama dan komunikasi yang baik, akhirnya tim Kerajaan Muaro sukses mengalahkan 4 tim lainnya. Tim Kerajaan Muaro berhasil masuk ke babak final. Pendukung dari Kerajaan Muaro merasa senang. Begitu pula Raja Kemas.
Usai makan siang, babak final dimulai. Para pendukung dari ketiga kerajaan semakin memadati tepian Sungai Ogan. Hanya tiga kerajaan yang berhak masuk ke final. Ada Kerajaan Muaro, Salonda, dan Gautama.
“Siap-siap ketiga tim, babak final akan dimulai! Satuuu....Duaaaaa....Tigaaaaaaaa!!!” pekik panitia.
Ketiga tim dengan cepat mendayung. Teriakan keras dari tiap pendukung riuh sekali. Kerajaan Gautama dan Muaro saling susul-menyusul.
“Ayo, teman-teman lebih semangat mendayungnya! Kita tertinggal dari tim Kerajaan Gautama,” seru Karomi.
“Siaaap, Karomi!” sahut anggota timnya.
Setelah terjadi persaingan sengit, akhirnya Kerajaan Muaro lebih dulu mencapai finis. Tim Kerajaan Muaro dinobatkan sebagai juara. Raja Kemas dan rakyat Kerajaan Muaro bersorak gembira. Raja Kemas langsung turun dari panggung dan mendatangi Tim bidar Kerajaan Muaro.
“Terima kasih saya ucapkan kepada kalian berlima. Atas kerja sama dan komunikasi yang baik, Kerajaan Muaro menjadi juara,” kata Raja Kemas lalu memeluk Tim Bidar Kerajaan Muaro bergantian.
Sebagai juara utama, Karomi dan teman lainnya berhak mendapatkan uang dan piala. Setelah pembagian hadiah, hubungan pertemanan Karomi dan Tisman semakin akrab. Kini, keduanya berjanji untuk saling bekerja sama, tanggap, dan berkoordinasi demi nama baik Kerajaan Muaro.
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment