Menyambung Hidup dengan Manggang Kemplang
Proses Manggang Kenplang |
Di
Palembang, ada sebuah mata pencaharian yang mungkin tak ditemui di daerah lain,
yaitu manggang kemplang. Seperti kita ketahui, kemplang adalah satu diantara
banyak kuliner yang ada di Palembang. Rasanya yang krenyes, apalagi disiram cuko atau dibubuhi sambal, hmm…..
rasanya pun semakin mantap. Membuat lidah kian bergoyang.
Kemplang |
Untuk
melihat dari dekat proses pemanggangan kemplang dari dekat, tak salahnya Anda
berkunjung ke kelurahan 10 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang. Karena
di sana, Anda akan menemukan beberapa penduduk yang menyambung hidup dengan
cara memanggang kemplang. Uniknya, memanggangnya masih menggunakan cara
tradisional, yaitu memanggang di atas bara api menggunakan jepitan besi.
Para
penduduk setempat memanfaatkan teras atau halaman rumah untuk mulai melakukan
proses manggang kemplang. Bahkan, penulis sempat melihat ada warga yang yang
memanfaatkan dapurnya untuk dijadikan lokasi manggang kemplang. Kegiatan ini
pun bukan hanya ditekuni pria-wanita dewasa, tetapi ada juga anak-anak SD yang
turut serta.
Menurut
sejarahnya, usaha manggang kemplang di atas bara ini sudah ada sejak awal tahun
1990 di Kelurahan 10 Ilir. Saat itu, untuk mencari alternatif lain dalam
memroses kemplang yang digoreng, maka dipilihlah cara dipanggang atau dalam
bahasa Palembang lebih dikenal dengan ditunu.
Salehan |
Kedua,
jepitan. Jepitan ini biasanya memiliki panjang antara 30-50 cm. Awalnya, memang banyak orang menggunakan bambu.
Tapi seiringnya waktu, kini banyak penduduk yang menggunakan jepitan dari besi.
Selain tahan lama, jepitan besi juga mempercepat waktu memanggang. Satu jepitan
ini biasanya dibarendol seharga Rp 3.000,- sampai Rp 7.500,-.
Ketiga, yakni gebukan atau dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan sebagai alat
untuk meluruskan kemplang. Biasanya terbuat dari kayu unglen atau jati.
Ukurannya sekitar 10 – 20 cm. Dan terakhir adalah telenan atau dalam bahasa
Palembang kerap disebut damparan. Damparan
disini ada dua jenis, damparan untuk tempat duduk si pemanggang kemplang dan
damparan tempat untuk meluruskan kemplang.
Adapun awal memulai pekerjaan ini,
pertama: jemur kemplang terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
hasil panggangan yang bagus. Setelah itu, siapkan bara api dari arang kayu yang
dimasukkan ke dalam anglo. Dulu, penduduk banyak menggunakan batok kelapa
sebagai bahan pembakaran. Karena asap yang dihasilkan terlalu tebal dan pedas,
maka mereka mulai beralih menggunakan arang.
Kemudian sale (panaskan, red) kemplang pada salehan bagian atas. Ini untuk
menjaga bentuk kemplang agar mekarnya merata. Setelah kemplang panas atau
bentuknya berubah agak kemerah-merahan, turunkan di bagian bawah salehan. Lalu
kemplang siap dipanggang menggunakan jepitan besi.
Cara memanggangnya pun tak terlalu
sulit. Tapi bagi Anda yang asing atau tak biasa dengan pekerjaan ini, Anda pasti
akan kewalahan. Pasalnya, jika Anda tidak bergegas membolak-baliknya, kemplang
akan gosong atau dalam bahasa Palembang sering disebut dengan motong.
Tentunya, untuk mendapatkan hasil
panggangan yang bagus dan berkualitas, kemplang harus dibolak balik sampai
kemplang mekar. Bukan cuma itu, memindahkan jepitan pun menjadi salah satu
bagian proses untuk mendapatkan hasil kemplang yang maksimal. Dan perlu
diingat, kemplang harus diluruskan menggunakan gebukan agar kemplang tetap lurus
dan ketika dimasukkan ke dalam kantong tetap terlihat rapi.
Ketika penulis bertanya kepada
seorang warga yang menekuni profesi ini, ternyata mereka bukan memroduksi
sendiri melainkan mengambil upahan dari toko kemplang yang ada di kawasan
Pengadilan Kelurahan 15 Ilir. Untuk upahnya sendiri, tergantung dari banyak
kemplang yang dipanggang. Namun umumnya, pendapatan yang sering diperoleh dari
warga di sini, berkisar 25 ribu sampai 70 ribu per hari.
Penasaran
untuk melihat dari dekat proses manggang kemplang dan mencobanya? Ayo buruan ke
Palembang, tepatnya di kelurahan 10 Ilir!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- “ngaBLOGburit”
- Acer Indonesia
- Acer Liquid Z320.
- Berkah Ramadhan
- Biaya Umroh
- Catatan Anak Bangsa
- Cerpen
- Daftar Umroh
- emas
- Haji Umroh
- Ibadah Umroh
- Jalan-Jalan
- Jelajah Gizi
- Kearifan Lokal Palembang
- Kontes Foto
- Kontes Menulis
- Motor
- Puasa
- Ramadhan
- Shooting Iklan
- Smartphone Acer
- Travel Umroh
- Umroh Murah
- Umroh Ramadhan
- Undian
- Unilever
0 comments:
Post a Comment