Antara Busung Lapar dan Ikan Gabus

oleh Ilham Buchori

Di sebuah desa tinggallah keluarga miskin. Salah satu anaknya menderita busung lapar. Sang ibu merasa kasihan sekali dengan anaknya itu, pasalnya sudah satu tahun sang anak menderita penyakit itu. Suaminya sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu akibat kecelakaan. Profesi suaminya itu seorang sopir bus antar kota. Sedang ia, hanya bekerja sebagai tukang cuci di rumah juragan pemilik angkot dan bus.

Hingga suatu hari, tetangganya, Mang Karim menyuruh sang ibu untuk melapor kepada kepala desa. Siapa tahu kepala desa bisa memberikan obat-obatan atau makanan bergizi. Syukur-syukur mendapat bantuan perawatan di rumah sakit , harap Mang Karim. Berhubung hari sudah malam manapula hembusan angin begitu kencang, maka sang ibu memutuskan untuk besok saja pergi dengan menumpangi bus kota.

Malam pun semakin pekat. Mata sang ibu tinggal beberapa watt lagi. Maka, ia pun memutuskan untuk tidur. Hingga di dalam tidurnya, sang ibu bermimpi. Ia bermimpi bertemu dengan seorang nenek tua berbusana muslim. Lalu, nenek tua itu memberikan dua ekor ikan gabus yang masih hidup dan ia berkata : “Kau masak ikan ini, lalu kau berikan kepada anakmu yang BUSung lapar itu. Mudah-mudahan sembuh . Namun sebelum kau memberikannya kau harus membaca kalimat ini.

Kemudian, nenek tua berbusana muslim itu melangkah ke arah sang ibu, lalu dibisikkannya kalimat itu.“Baiklah, Nek… Nanti akan saya lakukan,” jawab ibu gemetar setelah mendapatkan bisikan dari nenek tua itu.
Tak lama, nenek tua berbusana muslim itu menghilang dari pandangannya. Sang ibu langsung terbangun.

Keesokan harinya, segera sang ibu mencari ikan gabus. Tak sulit ibu mendapatkan ikan gabus lantaran di belakang rumah juragan tempatnya bekerja ada kali besar. Lantas dijalanya ikan gabus. Setelah dapat, dimasaknya dan diberikannya kepada anaknya yang menderita busung lapar sesuai nenek tua.

Namun, alangkah kecewa sang ibu karena mendapati tubuh anaknya belum sembuh. Ditunggunya beberapa saat kemudian, namun belum lagi menampakkan hasil. Ia semakin kesal. Akhirnya ia menangis dengan amat keras. Tapi saat ia menangis, saat itulah tiba-tiba tubuh anaknya perlahan semakin perlahan kembali sehat. Gemuk. Seketika tangis sang ibu reda. Ia benar-benar terkesiap. Mulutnya menganga. Dahinya mengernyit.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Ngobrol Asik..

Followers