Shooting Iklan Pepsodent; Gak Nyangka, Peserta Bejibun (1)
Rabu, 13 Agustus 2014
Siang itu, setelah sholat zhuhur, gue membaringkan tubuh ke kasur. Belum lama mata terpejam, tetiba hp gue berbunyi. Gue lihat nama yang tertera di layar; UNILEVER. Gegas gue angkat. Gue jawab lembut sapaan perempuan di seberang sana.
Siang itu, setelah sholat zhuhur, gue membaringkan tubuh ke kasur. Belum lama mata terpejam, tetiba hp gue berbunyi. Gue lihat nama yang tertera di layar; UNILEVER. Gegas gue angkat. Gue jawab lembut sapaan perempuan di seberang sana.
“Siang, Kami dari PT Unilever.
Bisa bicara dengan Ibu Murni?”
"Oh ya, Mbak. Tunggu
sebentar,” jawab gue tergesa.
Gue keluar kamar menuju rumah kakak gue di bawah. Rumah kami besar - dua lantai. Tingkat atas, diisi oleh gue dan ibu. Sedangkan, di lantai bawah ditunggu sama kakak laki-laki gue bersama istri dan anaknya. Sesampai di bawah, gue berikan hp nya pada Yuk Murni - kakak ipar gue (baca; ayuk/yuk : sapaan kepada perempuan yang lebih tua dalam bahasa Palembang).
Gue keluar kamar menuju rumah kakak gue di bawah. Rumah kami besar - dua lantai. Tingkat atas, diisi oleh gue dan ibu. Sedangkan, di lantai bawah ditunggu sama kakak laki-laki gue bersama istri dan anaknya. Sesampai di bawah, gue berikan hp nya pada Yuk Murni - kakak ipar gue (baca; ayuk/yuk : sapaan kepada perempuan yang lebih tua dalam bahasa Palembang).
“Dengan Ibu Murni?”
“Iya, Mbak. Saya Murni!”
“Ibu, Kami dari Unilever memberitahukan kepada Ibu bahwa Ibu dan anaknya – Nurul Amanda menjadi Pemenang Utama Misi Pahlawan Cilik Pepsodent. Dan ibu berhak mendapatkan uang tabungan dan mengikuti shooting iklan bla bla bla bla....
Sontak, kakak ipar gue gak percaya. Begitu pun dengan gue. Bagaimana tidak, pesertanya bejibun, coy! Kulihat, wajah kakak ipar gue memerah. Bibirnya gemetar. Matanya tampak berkaca-kaca.
Cukup lama pihak Unilever dan kakak ipar gue terlibat percakapan via telepon. Beragam tanya dilemparkan oleh panitia. Mulai dari biodata anak, biodata dirinya, dan biodata gue. La, kok panitia menanyakan biodata gue? Tunggu!!! Gue kasih jawab. Lantaran kakak ipar gue gak bisa mengantar anaknya shooting. Dia punya baby yang masih rewel. So, yang nemenin anaknya ya gue – sebagai pamannya
Sontak, kakak ipar gue gak percaya. Begitu pun dengan gue. Bagaimana tidak, pesertanya bejibun, coy! Kulihat, wajah kakak ipar gue memerah. Bibirnya gemetar. Matanya tampak berkaca-kaca.
Cukup lama pihak Unilever dan kakak ipar gue terlibat percakapan via telepon. Beragam tanya dilemparkan oleh panitia. Mulai dari biodata anak, biodata dirinya, dan biodata gue. La, kok panitia menanyakan biodata gue? Tunggu!!! Gue kasih jawab. Lantaran kakak ipar gue gak bisa mengantar anaknya shooting. Dia punya baby yang masih rewel. So, yang nemenin anaknya ya gue – sebagai pamannya
Diujung percakapan, panitia meminta email. Pasalnya email ini akan digunakan untuk proses kirim-mengirim dokumen yang diperlukan, seperti untuk mengirim tiket pesawat, dan lain sebagainya.
Daaan, siang itu menjadi siang yang tak akan kami lupakan sepanjang zaman #lebay... Tentu, gue dan keluarga gak HERI alias heboh sendiri dan sesumbar ke tetangga. Gue dan keluarga akan menutupnya rapat-rapat serapat toples kerupuk #lebay..
Ya udah, cukup sekian cerita gue. Ntar dilanjut lagi… Tungguin episode berikutnya! Dijamin lebih gokil & heboh :D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment